Laman

Minggu, 06 Mei 2012

Sajak Lelaki Tua dengan Rambut – rambut Panjang

Kau …… Lelaki tua
dengan rambut – rambut panjang.
yang berpondokan bumi
yang beratapkan langit
yang berlampukan bintang.
harimu terisi sunyi
oleh makian – makian rembulan ……
nafas – nafas sengalmu
tak pernah nampak meski hanya
berbalutkan ilalang.
tak pernah kau tampakkan
raut – raut tua sakitmu
meski kebiadapan sang
malam menusuk dalam 
tulang – tulang tuamu.
Engkau tetap lelaki tua
dengan rambut – rambut panjang …

Kau lelaki tua
dengan rambut – rambut panjang
bernafaskan jalanan
berkawankan mentari
bersolek lautan debu
pada guratan – guratan pipimu
kening – kening legammu
tak pernah berucap pening,
meskipun garangnya
sang siang membakar
kulit – kulit tuamu ……
Tangan – tangan rentamu
tak pernah berkata letih
meskipun gerbong – gerbong tua
kayu, tak pernah lepas dari
jemarimu,
tak pernah kau mengadu pada awan
ketika ia dengan sengaja
berlari tinggalkanmu
ketika ia dengan sengaja meludah
penuh riak kepadamu.
kau tetap lelaki tua
dengan rambut – rambut panjang ……



Sore itu ……
Seorang anak kecil berlari
merengek minta susu pada ibunya
menarik kain – kain merah muda
Ibunya marah !!!
Tak mau dan mendekapnya
anak itu menangis, mencakar – cakar pipi ibunya
tak tahu …… tak tahu di sebelah toko itu
sang lelaki tua 
dengan rambut – rambut panjang
terbujur kaku
tertutup puluhan koran
dengan lalat – lalat berkumandang
dengan ratusan pasang mata
membelalak menutup
hidungnya, hingga bibir berbau
amis itu berucap seru,
‘Susu itu membunuhnya,
pemberian pemilik toko, dua hari 
yang lalu’.

Hingga ajal
yang tlah datang lebih awal
tak pernah ia mengerang ……
tetap dengan senyum – senyum riang
engkau tetap lelaki tua
dengan rambut semakin panjang.



Boros AJ
Surabaya – Nganjuk, 907071

Tidak ada komentar:

Posting Komentar